Selasa, 19 Januari 2010

Makalah Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat vital didalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.
Oleh karena itu proses belajar mengajar yang dibabaki oleh guru tidak akan pernah tenggelam atau digantikan oleh alat atau lainnya. Dizaman modern yang ditandai oleh kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi telah merambah seluruh sektor kehidupan. Produk iptek telah menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih praktis dan lebih mudah, sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dan diperoleh saat ini dengan mudah dapat segera diwujudkan termasuk didalam dunia pendidikan produk teknologi telah menjadi guru kedua bagi anak.
B. Rumusan Masalah
Agar pemaparan makalah ini lebih sistematis, maka kami merumuskannya ke dalam beberapa pertanyataan, antara lain:
1. Apa definisi dari pembelajaran?
2. Apa tujuan dari pembelajaran?
3. Apa sajakah unsure-unsur dinamis pembelajaran?
4. Bagaimana peranan guru dalam pembelajaran?
5. Bagaimana prinsip pembelajaran yang efektif?
6. Apa sajakah ciri-ciri pembelajaran yang efektif?
7. Apa pengertian dari model pembelajaran dan jenis-jenisnya?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mampu menjelaskan pengertian pembelajaran
2. Mampu menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Mampu menjelaskan unsur-unsur dinamis pembelajaran
4. Mampu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
5. Mampu menjelaskan peranan guru dalam pembelajaran
6. Mampu menjelaskan prinsip pembelajaran yang efektif
7. Mampu menjelaskan ciri-ciri pembelajaran yang efektif
8. Mampu menjelaskan pengertian model pembelajaran dan membedakan model-model pembelajaran.











BAB II
PEMBAHASAN


A. Definis Pembelajaran
1. Menurut Sadiman, 1998.
Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata bahasa inggrisnya instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks pembelajar-belajar di kelas (ruang) formal maka pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri pembelajar secara fisik. Oleh karena dalam instruction yang ditekankan adalah belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri pembelajar, kita sebut pembelajaran.
2. Menurut AECT, 1986.
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada diri pembelajar. Pembelajaran merupakan set khusus pendidikan.
3. Menurut Degeng dan Miarso, 1993.
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksananakan secara sistematik dimana setiap komponen saling berpengaruh. Dalam proses secara implicit terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
4. Menurut Gagne, 1988.
Pembelajaran adalah usaha pembelajar yang bertujuan untuk menolong pembelajar. Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya proses belajar pebelajar. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar pebelajar, tidak selamanya berada di luar pebelajar, tetapi juga berada di dalam diri pebelajar.

5. Menurut Winataputra, 2001.
Pembelajaran adalah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dimulai dari tujuan yang paling umu sampai paling rinci, sehingga tujuan pembelajaran terdapat klasifikasi berdasarkan kedudukannya, yaitu:
1. Tujuan umum pendidikan nasional, yakni: Pembentukan manusia seutuhnya (pancasilais). Tujuan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan (umum, kejuruan, PT, non formal).
2. Tujuan institusional: Tujuan masing-masing lembaga pendidikan seperti SD, SLTP, SLTA, PT, PLS.
3. Tujuan kurikuler: Tujuan macam-macam bidang studi, seperti matematika, bahasa, agama, kesenian, dsb.
4. Tujuan pembelajaran: Tujuan program pembelajaran bidang studi tertentu pada masing-masing kelas atau tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran
C. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah unsure-unsur yang dapat berubah atau diupayakan pembelajar dalam mengefektifkan dan mengefesienkan pelaksanaan pembelajaran. Unsur-unsur dinamis pembelajaran yaitu:
1. Bahan ajar. Pembelajar memiliki peranan penting dalam pemilihan dan penetapan bahan pelajaran.
2. Suasana belajar: beberapa pertimbangan penting bagi pembelajar dalam rangka menciptakan suasana belajar, yaitu kenyamanan dari gedung sekolah. Suasana pergaulan seperti tertib dan akrabnya antar orangtua pebelajar, dan pegawai-pegawai. Adanya ruang belajar di rumah.
3. Media dan sumber belajar: pembelajar sebagai perancang dan pengguna media dan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: (a)Media dan sumber belajar memiliki manfaat untuk mencapai sasarn belajar. (b)kemampuan pebelajar dalam mendesain dan memproduksi media dan sumber bahan ajar sesuai dengan bahan pelajaran yang diajarkan.(c) pebelajar dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada disurat kabar, majalah, radio, televise, museum, kantor-kantor dan sejenisnya untuk pokok bahasan tertentu.
4. Guru sebagai subjek pembelajaran: guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
- Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap dan menyeluruh.
- Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.
- Bertindak sebagai guru yang mendidik.
- Meningkatkan profesinalisme keguruan.
- Dalam berhadapan dengan pebelajar, guru berperan sebagai fasilitator belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar.
D. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran
Konsep pembelajaran yang terdiri atas 3 tahap, yaitu (a) tahap sebelum pengajaran, (b) tahap pembelajaran, (c) tahap sesudah pembelajaran.
1. Tahap sebelum pembelajaran
Pembelajaran harus menyusun perencanaan pembelajaran yang terkait dengan:
a. Bekal bawaan yang ada pada pebelajar
b. Perumusan tujuan pembelajaran
c. Pemilihan metode
d. Pemilihan pengalaman belajar
e. Pemilihan bahan dan media pembelajaran
f. Mempertimbangkan karakteristik pebelajar
g. Mempertimbangkan cara membuka pelajaran, pengembangan, dan penutup pelajaran.
h. Mempertimbangkan peranan pebelajar dan pola pengelompokan, dan mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar.
2. Tahap pembelajaran
Tahap kegiatan ini adalah tahap berlangsungnya interaksi antara pembelajar dengan pebelajar, pebelajar dengan pebelajar, dan pebelajar group dengan pebelajar individual. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pembelajaran, yaitu:
a. Pengelolaan dan pengendalian kelas.
b. Penyempaian informasi, keterampilan-keterampilan, konsep, dan sebagainya
c. Penggunaan tingkal laku verbal, misalnya keterampilan bertanya, demonstrasi dan penggunaan model.
d. Penggunaan tingkah laku nonverbal, misalnya gerak pindah pembelajar, dan sasmita pembelajar.
e. Cara mendapatkan balikan.
f. Mempertimbangkan prinsip-prinsip psikologis, antara lain motivasi, pengulangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, pokok-pokok yang akan mendiagnosa kesulitan belajar.
g. Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individual.
h. Mengevaluasi kegiatan berinteraksi.
3. Tahap sesudah pembelajaran
Tahap ini merupakan kegiatan setelah pertemuan tatap muka dengan pebelajar. Beberapa perbuatan pembelajar yang nampak sesudah pembelajaran antara lain:
a. Menilai pekerjaan pebelajar.
b. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya, dan
c. Menilai kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung.
E. Peranan Guru dalam Pembelajaran
Guru memilik peranan seperti:
1. Sebagai komunikator. Guru sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, agar pebelajar menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
2. Sebagai informatory. Guru sebagai pelaksana dengan beberapa cara mengajar, yaitu informative, praktis dan studi lapangan secara akademik, maupun umum.
3. Sebagai organisator. Guru sebagai pengelola kegiatan akademik seperti silabus, workshop, jadwal pelajaran, dan sebagainya.
4. Sebagai motivator. Peranan ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar pebelajar. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi pebelajar, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses pembelajaran.
5. Sebagai pengarah/director. Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol.
6. Sebagai inisiator. Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
7. Sebagai transmitter. Dalam kegiatan pembelajaran, guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
8. Sebagai fasilitator. Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas untuk kemudahan pembelajaran, menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi dalam pembelajaran akan berlangsung secara efektif.
9. Sebagai mediator. Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, mediator juga dapat diartikan perancang, pengembang dan penyedia media serta cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
10. Sebagai evaluator. Sebagai peranan akhir kegiatan guru dalam pembelajaran adalah melakukan evaluasi. Dalam hal ini guru mempunyai otoritas untuk menilai keberhasilan pembelajaran.
F. Prinsip Pembelajaran yang Efektif
1. Menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan
Menguasai materi pelajaran termasuk didalamnya kemampuan mengorganisasikan dan menyesuaikan materi pelajaran menurut tingkat kemampuan, minat, dan kecepatan pebelajar masing-masing.
2. Kesehatan dan kondisi jasmani
Mengajar adalah tugas atau kegiatan yang sangat memerlukan kesehatan dan kondisi jasmani dapat mengurangi kemampuan pembelajar dalam melaksanankan tugas-tugasnya untuk mengajar.
3. Sifat kepribadian dan penguasaan diri
Kepribadian dan perilaku pembelajar besar pengaruhnya terhadap pebelajar.
4. Mengerti sifat dan perkembangan manusia.
Baik pria maupun wanita, mungkin berniat untuk mengajar tetapi mereka tidak mengerti rangkaian perkembangan manusia, sehingga mereka tidak berhasil mengajar sebagaimana mestinya.
5. Pengetahuan/kemampuan menggunakan prinsip-prinsip belajar.
apa yang harus diajarkan, mengapa, bilamana dan bagaimana mengajarkan tergantung beberapa factor diantaranya ialah: kemudahan secara individual, kesiapan belajar, dan kesempatan belajar mengajar yang dapat berguna.
6. Toleransi budaya, agama dan suku bangsa
Pembelajar menghadapi pebelajar yang mungkin berasal dari system budaya, agama, dan suku bangsa yang berbeda-beda.
7. Peningkatan profesi dan budaya
Pembelajar harus mengambil bagian dalam kegiatan yang bersifat meningkatkan profesi sebagai guru pengembang kebudayaan.
G. Ciri-Ciri Pembelajaran yang Efektif
1. Kecakapan membimbing belajar
Pembelajaran bukan semata-mata suatu proses memberi pengetahuan kepada pebelajar bukan pula sekedar hanya menghilangkan sifat-sifat dan kecenderungan yang tidak diinginkan, tetapi yang utama adalah membimbing dan menuntun pebelajar dan mendorong mereka untuk mencapai hasil belajar.
2. Ramah tamah dan simpatik
Mengajar yang baik, tidak terdapat dalam situasi yang kurang ramah tamah dan simpatik terhadap kebutuhan dan minat pelajar.
3. Berencana dengan baik
Pembelajar selalu memikirkan seluruh masalah yang telah ada dan yang mungkin dialami/dihadapi sebelum melanjutkan pelajaran.
4. Kerjasama
Salah satu yang diharapkan dari pembelajar yang baik, ialah dapat terjalin kerjasama yang baik antara pembelajar dan pebelajar.
5. Memberi saran dan anjuran
Mengajar yang baik berlangsung atas dasar saran dan anjuran bukan atas dasar perintah atau dikte.
6. Demokrasi
Mengajar yang baik berarti mengusakan terciptanya suatu suasana lingkungan demokrasi yang di dalamnya orang saling menghargai hak pribadi masing-masing.
7. Merangsang
Pembelajar yang baik, merangsang perkembangan kepribadian dan aktivitas pebelajar dengan perantaraan kepribadian dan aktivitasnya.
8. Memperhitungkan pengalaman masa lampau pebelajar
Pembelajar yang cakap mengerti bahwa pendidikan yang baik adalah mengorganisasi kembali pengalaman-pengalaman masa lampau.
9. Progresif
Senang dan puas terhadap apa yang pernah di capai dengan situasi yang statis bukan pertanda pembelajaran yang baik.
10. Mendiagnosa kesulitan belajar
Pembelajar hendaknya senantiasa memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh pebelajar di dalam belajar.
11. Menyembuhkan (remedial)
Pekerjaan menyembuhkan adalah sangat penting, utamanya dalam pelajaran yang membutuhkan ketangkasan atau keterampilan.
12. Memberi kebebasan kepada pebelajar
Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini bukanlah kebebasan untuk bertindah semau-maunya tanpa ada kaidah atau norma, tetapi dalam arti memberi bimbingin menurut pola-pola yang diinginkan.
H. Model-Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran terdapat berbagai macam, namun dalam kajian ini, di pilih dan ditetapkan berdasarkan yang telah dikembangkan dan dites oleh para pakar kependidikan, yaitu:
1. Model pencapaian konsep
Model pencapaian konsep memiliki 3 tahap kegiatan, yaitu:
a. Penyajian data dan identifikasi konsep
b. Mengetes pencapaian konsep
c. Menganalisis strategi berpikir
2. Model latihan penelitian
Menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini memiliki 5 tahap sebagai berikut :
a. Menghadapkan masalah
b. Mencari dan mengkaji data
c. Mengkaji data dan eksperimentasi
d. Mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan
e. Menganalisis proses penelitian.
3. Model pertemuan kelas
menurut Joyce dan Weil, 1986 model ini memiliki 6 tahap sebagai berikut:
a. Membangun iklim keterlibatan
b. Menyajikan masalah untuk didiskusikan
c. Membuat keputusan nilai personal
d. Mengidentifikasi pilihan tindakan
e. Membuat komentar
f. Tindak lanjut perilaku
4. Model latihan laboratories
a. Tahap ketergantungan: hubungan dengan kekuasaan sebagai isu pokok.
b. Tahap saling ketergantungan: Peduli terhadap orang lain dan kerjasama memecahkan masalah umum.
5. Model penelitian social
Model ini terdiri atas 6 tahap sebagai berikut:
a. Orientasi sebagai langkah untuk membuat pebelajar menjadi peka terhadap masalah dan dapat merumuskan masalah yang akan menjadi pusat penelitian.
b. Perumusan hipotesis
c. Penjelasan dan pendefenisian istilah yang ada dalam hipotesis
d. Eksplorasi dalam rangka menguji hipotesis.
e. Pembuktian dengan cara pengumpulan data yang bersangkut paut dengan esensi hipotesis.
f. Merumuskan generalisasi berupa pernyataan yang memiliki tingkat abstraksi yang luas yang mengaitkan beberapa konsep yang erat kaitannya dengan hipotesis.
6. Model kontrol diri
menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini memiliki 5 tahap sebagai berikut:
a. Perumusan perilaku akhir.
b. Mengkaji perilaku
c. Merumuskan kontingensi
d. Melembagakan program
e. Mengevaluasi program
7. Model simulasi
menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini terbagi atas 4 tahap yaitu:
a. Orientasi
b. Latihan bagi peserta
c. Proses simulasi
d. Pemantapan atau debriefing.












BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terencana pada setiap tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, serta pembelajaran tindak lanjut.
2. Tujuan pembelajaran dimulai dari tujuan yang paling umu sampai paling rinci, sehingga tujuan pembelajaran terdapat klasifikasi berdasarkan kedudukannya, yaitu:
a. Tujuan umum pendidikan nasional, yakni: Pembentukan manusia seutuhnya (pancasilais). Tujuan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan (umum, kejuruan, PT, non formal).
b. Tujuan institusional: Tujuan masing-masing lembaga pendidikan seperti SD, SLTP, SLTA, PT, PLS.
c. Tujuan kurikuler: Tujuan macam-macam bidang studi, seperti matematika, bahasa, agama, kesenian, dsb.
d. Tujuan pembelajaran: Tujuan program pembelajaran bidang studi tertentu pada masing-masing kelas atau tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran
3. Unsur-unsur dinamis pembelajaran yaitu:
- Bahan ajar..
- Suasana belajar.
- Media dan sumber belajar diajarkan
- Guru sebagai subjek pembelajaran
4. Peranan guru dalam pembelajaran, yaitu:
a. Sebagai komunikator.
b. Sebagai informatory.
c. Sebagai organisator.
d. Sebagai motivator.
e. Sebagai pengarah/director.
f. Sebagai inisiator. Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
g. Sebagai transmitter.
h. Sebagai fasilitator.
i. Sebagai mediator.
j. Guru sebagai mediator .
k. Sebagai evaluator.
5. Ciri-ciri pembelajaran yang efektif, yaitu
a. Kecakapan membimbing belajar
b. Ramah tamah dan simpatik
c. Berencana dengan baik
d. Kerjasama
e. Memberi saran dan anjuran
f. Demokrasi
g. Merangsang
h. Memperhitungkan pengalaman masa lampau pebelajar
i. Progresif
j. Mendiagnosa kesulitan belajar
k. Menyembuhkan (remedial)
l. Memberi kebebasan kepada pebelajar
6. Pengertian istilah model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.
7. Tahapan-tahapan model pembelajaran:
a. Model pencapaian konsep
Model pencapaian konsep memiliki 3 tahap kegiatan, yaitu:
- Penyajian data dan identifikasi konsep
- Mengetes pencapaian konsep
- Menganalisis strategi berpikir
b. Model latihan penelitian
Menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini memiliki 5 tahap sebagai berikut :
- Menghadapkan masalah
- Mencari dan mengkaji data
- Mengkaji data dan eksperimentasi
- Mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan
- Menganalisis proses penelitian.
c. Model pertemuan kelas
menurut Joyce dan Weil, 1986 model ini memiliki 6 tahap sebagai berikut:
- Membangun iklim keterlibatan
- Menyajikan masalah untuk didiskusikan
- Membuat keputusan nilai personal
- Mengidentifikasi pilihan tindakan
- Membuat komentar
- Tindak lanjut perilaku
d. Model latihan laboratories
- Tahap ketergantungan: hubungan dengan kekuasaan sebagai isu pokok.
- Tahap saling ketergantungan: Peduli terhadap orang lain dan kerjasama memecahkan masalah umum.
e. Model penelitian social
Model ini terdiri atas 6 tahap sebagai berikut:
- Orientasi sebagai langkah untuk membuat pebelajar menjadi peka terhadap masalah dan dapat merumuskan masalah yang akan menjadi pusat penelitian.
- Perumusan hipotesis
- Penjelasan dan pendefenisian istilah yang ada dalam hipotesis
- Eksplorasi dalam rangka menguji hipotesis.
- Pembuktian dengan cara pengumpulan data yang bersangkut paut dengan esensi hipotesis.
- Merumuskan generalisasi berupa pernyataan yang memiliki tingkat abstraksi yang luas yang mengaitkan beberapa konsep yang erat kaitannya dengan hipotesis.
f. Model kontrol diri
menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini memiliki 5 tahap sebagai berikut:
- Perumusan perilaku akhir.
- Mengkaji perilaku
- Merumuskan kontingensi
- Melembagakan program
- Mengevaluasi program
g. Model simulasi
menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini terbagi atas 4 tahap yaitu:
- Orientasi
- Latihan bagi peserta
- Proses simulasi
- Pemantapan atau debriefing.










DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2009. Pembelajaran. Online (http://wikipedia.com/pembelajaran, diakses tanggal 15 November 2009).

Hadirukiyah. 2009. Model Pembelajaran Konsep pada Pokok Bahasan Fungsi. Online(http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-pencapaian-konsep.html, diakses tanggal 22 November 2009).

Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.





















JAWABAN PERTANYAAN

1. Pengertian pembelajaran menurut AECT yaitu suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar pada diri pembelajar. Pembelajaran merupakan set khusus pendidikan.
2. Pengertian pembelajaran menurut Gagne adalah usaha pembelajar yang bertujuan untuk menolong pembelajar. Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya proses belajar pebelajar. Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar pebelajar, tidak selamanya berada di luar pebelajar, tetapi juga berada di dalam diri pebelajar.
3. Perbedaan antara pembelajaran dengan pengajaran, yaitu Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
4. Klasifikasi tujuan pembelajaran yaitu:
a. Tujuan umum pendidikan nasional, yakni: Pembentukan manusia seutuhnya (pancasilais). Tujuan pendidikan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan (umum, kejuruan, PT, non formal).
b. Tujuan institusional: Tujuan masing-masing lembaga pendidikan seperti SD, SLTP, SLTA, PT, PLS.
c. Tujuan kurikuler: Tujuan macam-macam bidang studi, seperti matematika, bahasa, agama, kesenian, dsb.
d. Tujuan pembelajaran: Tujuan program pembelajaran bidang studi tertentu pada masing-masing kelas atau tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran
5. Dua rumusan belajar dan pembelajaran sesuai dengan disiplin ilmu yaitu:
a. Tujuan belajar
- Setelah menelaah tes butir-butir pertama pancasila, pebelajar dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua.
- Setelah mengamati berbagai tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah pebelajar dapat membedakan antara tumbuh-tumbuhan yang bijinya berkeping satu dan berkeping 2
b. Tujuan pembelajaran
- Setalah pebelajar dibelajarkan dengan cara menelaah tes butir pertama pancasila, pebelajar dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama dengan butir kedua.
- Setelah pebelajar dibelajarkan dengan cara mengamati tumbuh-tumbuhan di kebun percobaan sekolah, pebelajar dapat membedakan tumbuh-tumbuhan yang bijinya berkeping satu dan berkeping dua.
6. Pengertian unsu-unsur dinamis pembelajaran yaitu unsur-unsur yang dapat berubah atau diupayakan pembelajar dalam mengefektifkan dan mengefesienkan pelaksanaan pembelajaran.
7. Unsure-unsur dinamis pembelajaran yaitu:
- Bahan ajar. Pembelajar memiliki peranan penting dalam pemilihan dan penetapan bahan pelajaran.
- Suasana belajar: beberapa pertimbangan penting bagi pembelajar dalam rangka menciptakan suasana belajar, yaitu kenyamanan dari gedung sekolah. Suasana pergaulan seperti tertib dan akrabnya antar orangtua pebelajar, dan pegawai-pegawai. Adanya ruang belajar di rumah.
- Media dan sumber belajar: pembelajar sebagai perancang dan pengguna media dan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: (a)Media dan sumber belajar memiliki manfaat untuk mencapai sasarn belajar. (b)kemampuan pebelajar dalam mendesain dan memproduksi media dan sumber bahan ajar sesuai dengan bahan pelajaran yang diajarkan.(c) pebelajar dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada disurat kabar, majalah, radio, televise, museum, kantor-kantor dan sejenisnya untuk pokok bahasan tertentu.
- Guru sebagai subjek pembelajaran: guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
• Membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap dan menyeluruh.
• Meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh.
• Bertindak sebagai guru yang mendidik.
• Meningkatkan profesinalisme keguruan.
• Dalam berhadapan dengan pebelajar, guru berperan sebagai fasilitator belajar, pembimbing belajar, dan pemberi balikan belajar.
8. Indikasi belajar pembelajaran menurut Gagne, yaitu
a. Mengarahkan perhatian.
b. Pemberitahuan tujuan yang telah dicapai
c. Merangsang timbulnya ingatan tentang kemampuan atau pegetahuan yang dipersyaratkan telah dipelajari.
d. Menyampaikan bahan pelajaran yang dijadikan rangsangan
e. Memberikan petunjuk atau tuntunan dalam kegiatan belajar
f. Memancing penampilan pebelajar
g. Memberikan balikan
h. Menilain penampilan atau hasil belajar
i. Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer hasil belajar.
9. Peranan guru dalam pembelajaran, yaitu:
a. Sebagai komunikator. Guru sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, agar pebelajar menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
b. Sebagai informatory. Guru sebagai pelaksana dengan beberapa cara mengajar, yaitu informative, praktis dan studi lapangan secara akademik, maupun umum.
c. Sebagai organisator. Guru sebagai pengelola kegiatan akademik seperti silabus, workshop, jadwal pelajaran, dan sebagainya.
d. Sebagai motivator. Peranan ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar pebelajar. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi pebelajar, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses pembelajaran.
e. Sebagai pengarah/director. Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol.
f. Sebagai inisiator. Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
g. Sebagai transmitter. Dalam kegiatan pembelajaran, guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
h. Sebagai fasilitator. Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas untuk kemudahan pembelajaran, menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi dalam pembelajaran akan berlangsung secara efektif.
i. Sebagai mediator. Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, mediator juga dapat diartikan perancang, pengembang dan penyedia media serta cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
j. Sebagai evaluator. Sebagai peranan akhir kegiatan guru dalam pembelajaran adalah melakukan evaluasi. Dalam hal ini guru mempunyai otoritas untuk menilai keberhasilan pembelajaran.
10 Prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, yaitu:
a. Menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan
b. Kesehatan dan kondisi jasmani
c. Sifat kepribadian dan penguasaan diri
d. Mengerti sifat dan perkembangan manusia.
e. Pengetahuan/kemampuan menggunakan prinsip-prinsip belajar.
f. Toleransi budaya, agama dan suku bangsa
g. Peningkatan profesi dan budaya
11. Ciri-ciri pembelajaran yang efektif, yaitu
a. Kecakapan membimbing belajar
b. Ramah tamah dan simpatik
c. Berencana dengan baik
d. Kerjasama
e. Memberi saran dan anjuran
f. Demokrasi
g. Merangsang
h. Memperhitungkan pengalaman masa lampau pebelajar
i. Progresif
j. Mendiagnosa kesulitan belajar
k. Menyembuhkan (remedial)
l. Memberi kebebasan kepada pebelajar
12. Pengertian istilah model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan.
13. Karakteristik umum setiap model pembelajaran
a. Model pencapaian konsep
Model pencapaian konsep memiliki 3 tahap kegiatan, yaitu:
- Penyajian data dan identifikasi konsep
- Mengetes pencapaian konsep
- Menganalisis strategi berpikir
b. Model latihan penelitian
Menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini memiliki 5 tahap sebagai berikut :
- Menghadapkan masalah
- Mencari dan mengkaji data
- Mengkaji data dan eksperimentasi
- Mengorganisasikan, merumuskan dan menjelaskan
- Menganalisis proses penelitian.
c. Model pertemuan kelas
menurut Joyce dan Weil, 1986 model ini memiliki 6 tahap sebagai berikut:
- Membangun iklim keterlibatan
- Menyajikan masalah untuk didiskusikan
- Membuat keputusan nilai personal
- Mengidentifikasi pilihan tindakan
- Membuat komentar
- Tindak lanjut perilaku
d. Model latihan laboratories
- Tahap ketergantungan: hubungan dengan kekuasaan sebagai isu pokok.
- Tahap saling ketergantungan: Peduli terhadap orang lain dan kerjasama memecahkan masalah umum.
e. Model penelitian social
Model ini terdiri atas 6 tahap sebagai berikut:
- Orientasi sebagai langkah untuk membuat pebelajar menjadi peka terhadap masalah dan dapat merumuskan masalah yang akan menjadi pusat penelitian.
- Perumusan hipotesis
- Penjelasan dan pendefenisian istilah yang ada dalam hipotesis
- Eksplorasi dalam rangka menguji hipotesis.
- Pembuktian dengan cara pengumpulan data yang bersangkut paut dengan esensi hipotesis.
- Merumuskan generalisasi berupa pernyataan yang memiliki tingkat abstraksi yang luas yang mengaitkan beberapa konsep yang erat kaitannya dengan hipotesis.
f. Model kontrol diri
menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini memiliki 5 tahap sebagai berikut:
- Perumusan perilaku akhir.
- Mengkaji perilaku
- Merumuskan kontingensi
- Melembagakan program
- Mengevaluasi program
g. Model simulasi
menurut Joyce dan Weil, 1986. Model ini terbagi atas 4 tahap yaitu:
- Orientasi
- Latihan bagi peserta
- Proses simulasi
- Pemantapan atau debriefing.


14. Model pencapaian konsep
Pembelajaran model pencapaian konsep suatu strategi mengajar bersifat induktif didesain untuk membantu siswa dari semua usia dalam mengikuti pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari dan melatih menguji hipotesis. Dalam penerapan pembelajaran model pencapaian konsep mengandung dua tujuan utama yaitu : Tujuan isi dan tujuan pengemabangan berpikir kritis siswa. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pelajaran menggunakan model pencapaian konsep yaitu : Menetapkan materi, prntingnya tujuan pembelajaran yang jelas, memilih contoh dan non contoh, dan mengurutkan contoh.
Dalam pembelajaran model pencapaian konsep terdapat 4 fase yang harus terpenuhi yaitu : fase 1 (penyajian contoh), fase 2 (analisis hipotesis), fase 3 (penutup), fase 4 (penerapan).

Tidak ada komentar: