Sabtu, 02 Mei 2009

Ekstraksi Kontinu Minyak Nabati

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
Nama: Eka Anisyah Miftahul Jannah
Nim :061 304 006
Jurusan kimia UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.

I. JUDUL PERCOBAAN
Ekstraksi Kontinu Minyak Nabati
II. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mahir dalam:
Mengekstrak minyak nabati dari sampel (kemiri) dengan menggunakan soxhlet.
Menentukan kadar minyak dari sampel dengan cara destilasi.
III. LANDASAN TEORI
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang didasarkan atas perbedaan kelarutan suatu solute dalam pelarut. Hidrodinamika ekstraksi merupakan factor penting yang menentukan besarnya solute yang diperoleh diekstrak karena hidrodinamika mempengaruhi luas perpindahan massa yaitu luas gelembung yang berada dalam kolom. Dalam ekstraksi, zat yang didespersikan sebagai gelembung disebut fasa kontinu (Anonim. 2009).
Teknik ekstraksi kontinu ini khususnya bagi zat dengan D (harga banding distribusi) yang sangat kecil (<1), atau jika harga factor pemisahan β mendekati satu. Bila keadaan ini terjadi, maka ekstraksi bertahap dengan corong pisah menjadi kurang praktis, karena harus dilakukan ratusan kali. Ada bermacam-macam alat untuk proses ini. Pada prinsipnya di dalam peralatan tersebut terjadi aliran kontinu (terus menerus) dari pelarut melalui suatu larutan zat yang akan diekstrak. Pelarut yang telah membawa zat yang terekstrak, diuapkan, kemudian didinginkan, sehingga dapat digunakan lagi. Jika perlu pelarut yang lebih segar dapat ditambahkan terus menerus (Soebagio. 2003:49).
Minyak nabati ialah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan untuk memasak. Beberapa minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit Afrika, jagung, zaitun, minyak lobak, kedelai, kemiri, dan bunga matahari.
Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dari rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hamper sama. Kemiri sangat beracun ketika mentah. Biji kemiri mengandung bahan beracun dengan kekuatan ringan. Karena itu sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi kemiri secara mentah (Anonim. 2009)
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan
1 set alat soxhlet
Neraca analitik
Mortal dan pastel
Gelas ukur 25 mL
Cawan penguap
Gelas kimia 250 mL
Botol semprot
Pipet tetes
Batu didih
Corong biasa
Statif dan klem
Pengerat selang
Penangas listrik
Selang
Bahan yang digunakan:
Kemiri
Eter
Kertas saring
Kapas
Aquadest
Aluminium foil
Tissue
Vaselin
V. PROSEDUR KERJA
a. Menggerus biji kemiri hingga halus sampai 50 gram
b. membungkus 50 gram kemiri halus tersebut dengan kertas saring sesuai ukuran soxhlet, bagian atas dan bawah ditutup kapas.
c. memasukkan bungkusan kemiri ke dalam labu perendaman hingga kira-kira 60% volume labu godog.
d. menambahkan batu didih kedalam labu pemanasan.
e. melakukan ekstraksi dengan memanaskan labu godog perlahan sampai terjadi lima kali sirkulasi.
f. memisahkan pelarut eter dengan menggunakan pemanasan lagi terhadap campuran dan menghentikan pemanasan hingga pada saat belum terjadi sirkulasi, dan residu yang diperoleh pekat.
g. menguapkan residu yang diperoleh hingga bau eter tak ada lagi
h. menimbang residu yng diperoleh dan menguru volumenya.
i. menghitung kadar minyak sampel tersebut.
VI. HASIL PENGAMATAN
Berat kemiri 50 gram
Berat gelas ukur kosong: 36,664 gram
Volume minya kemiri: 9,5 mL
Berat minya kemiri= (45,059-36,664)gram
= 8,395 gram
VII. ANALISIS DATA
Dik: massa awal = 50 gram
Massa minyak = 8,395 gram
Peny: Kadar minyak = (massa minyak)/(massa awal kemiri) x 100%
= (8,395 gram)/(50 gram) x 100%
= 16,79%
Massa jenis minyak (praktek) = massa/volume
= (8,395 gram)/(9,5 mL)= 0,88 gram/mL
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini minyak diekstrak dari buah kemiri. Kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu hingga halus, karena untuk mempermudah ,minyak nabati yang ada dalam buah kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran partikel yang semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi ini adalah eter. Eter digunakan sebagai pelarut karena memilii tingkat kepolaran yang relatirf sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-sama merupakan senyawa nonpolar. Kemiri yang telah halus dibungkus dengan kertas saring yang bagian atas dan bawahnya dilapisi kapas. Kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhlet dan ditambahkan dengan pelarut. Pada labi godog atau labu pemanasan ditambahkan dengan batu didih untuk menghindari letupan pada saat pemanasan karena akan terjadi “tumbukan” akibat adanya perbedaan tekanan uap pada suhu dengan tekanan atmosfer dan tekanan kolom cairan. Setelah itu, memulai pemanasan dan mengekstraksi larutan hingga 5 kali sirkulasi. Semakin banyak jumlah sirkulasi maka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh minyak yang lebih banyak. Setelah proses ekstraksi dilakukan, prose xelajutnya adalam pemisahan pelarut dari minyak yang diperoleh dengan cara destilasi, dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendah. Sebelum sirkulasi berlangsung pemasanasan dihentikan, kemudian pelarut yang terpisah dikeluarkan dari alat soxhlet. Residu yang diperoleh yang agak pekat diuapkan agar pelarut pada minyak benar-benar sudah habis. Minyak yang tidak berbau eter lagi, kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Minyak yang diperoleh berwarna kuning. Kadar minyak yang diperoleh dalam percobaan ini adalah 16,79% dan massa jenisnya 0,88 gram/Ml. hal ini telah sesuai dengan teori dimana massa jenis minyak nabati adalah 0,90 gram/mL. massa jeis yang diperoleh dari praktik hamper sama dengan massa jenis teori.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Dari percobaan dan analsis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
Minyak nabati pada kemiri dapat diekstrak dengan mneggunakan soxhlet memakai pelarut eter.
Kadar minyak yang diperoleh dari sampel sebanyak 16,79%.
diharapkan agar praktikan selanjutnya melakukan ekstraksi dengan lebih banyak sirkulasi supaya minyak nabati yang dihasilkan bisa lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Kajian Hidrodinamika Ekstrksi Cair-Cair. Online(http://diglib.itb.ac.id.gdl)diakses 26 Maret 2009.
Anonim. 2009. Kemiri. Online(http://www.wikipedia.com)diakses 1 April 2009.
Soebagio. 2003. Kimia Analitik II. 2009. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar: